Indonesia
merupakan negara yang terkenal karena penduduknya yang majemuk, yang terdiri
dari beberapa suku, ras, etnis, budaya, tradisi, agama, bahasa dan lain-lain.
Hal tersebut menunjukkan bahwa indonesia merupakan masyarakat multikultural,
serta terdiri dari beratus-ratus suku bangsa dan tiap bangsa memiliki
kebudayaan serta tradisi daerah masing-masing, tradisi yang di warisi secara
turun temurun dari nenek moyang.
Tradisi merupakan sesuatu yang telah di lakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama, atau sering juga diartikan sebagai gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan di laksanakan secara turun temurun dari nenek moyang, yang mereka namakan sebagai tradisi adat dan budaya yang perlu di pertahankan sebagai budaya bangsa.
Pandangan hidup masyarakat Sulawesi khususnya
suku Bugis sangat berkaitan erat dengan adat istiadatnya, karena bagi mereka
dengan berpedoman pada adat, ketentraman dan kebahagiaan setiap anggota dapat
terjamin, serta dengan berpedoman pada adat itulah yang menjadi pola tingkah
laku dan pandangan hidup bermasyarakat.
Pentingnya peran adat sebagai falsafah
hidup, diantaranya tercermin melalui kalimat : ” Maradeka to Wajoe adenami napopuang ” ( hanya tanah atau negeri
yang abadi yang siempunya tanah merdeka semua, hanya adat yang mereka pertuan
).
Hal ini sejak lama menjadi prinsip dan kewajiban dalam kontrak social antar Arung Matowa ( Raja ) dengan rakyatnya, eksisnya nilai sosial kultural yang terkandung dalam pandangan hidup, sehingga tetap bertahan dan menjadi pandangan hidup masyarakat suku Sulawesi khususnya suku Bugis di sebabkan dua faktor :
1 . Bagi manusia yang telah menerima adat secara total dalam kehidupan sosial budaya atau lainnya, konsisten atau percaya dengan teguh bahwa hanya dengan berpedoman pada adat, ketentraman dan kebahagiaan setiap anggota dapat terjamin. 2. Dengan berpedoman pada adat itulah yang menjadi pola tingkah laku dan pandanga hidup bermasyarakat.
Keramat Ilmu Sulawesi adalah berupa mantra,
berbahasa Sulawesi khususnya bahasa Bugis, mantra dan masyarakat mempunyai
hubungan yang erat, artinya mantra tercipta dari masyarakat. Mantra tidak mungkin
ada jika tidak ada masyarakat pewarisnya. Demikian pula yang terjadi pada
masyarakat tradisional yang berpegang teguh pada adat istiadatnya, tidak dapat
di pisahkan dari kehidupan mantra.
Kepercayaan akan adanya kekuatan gaib
selalu mendorong mereka untuk merealisasikan kekuatan tersebut kedalam wujud
nyata untuk memenuhi kebutuhannya. Namun
harus diakui pula bahwa keberadaan mantra dewasa ini berbeda dengan mantra
sebelumnya. Hal ini disebabkan terjadinya pegeseran nilai-nilai budaya
dalam masyarakat itu sendiri.
Saat itu hanya sebagian kecil masyarakat perkotaan yang tetap mempertahankan kegiatan-kegiatan yang bersifat mitos terutama mereka yang tetap mempertahankan kegiatan-kegiatan yang bersifat mitos terutama mereka yang tetap berpegang teguh pada adat istiadatnya.
Suku sulawesi khususnya suku bugis adalah salah satu suku yang kaya akan budaya, adat istiadat dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari budaya sulawesi sangat sarat erat dengan pemmali atau pantangan, karena adanya Pemmali tersebut maka para leluhur menciptakan aneka macam mantra.
Mantra keseharian masyarakat yang di maksud seperti mantra bepergian yang di gunakan saat bepergian untuk keselamatan di perjalanan, mantra mandi untuk menyucikan diri, mantra tidur agar saat tidur terjaga dari mimpi buruk atau gangguan makhluk halus, Dan lain sebagainya.
Keramat Ilmu Sulawesi
adalah suatu mantra atau baca-baca
tersebut selain untuk kekuatan,
perlindungan, pengasihan, pengobatan dan lain sebagainya, adapun mantra
secara harfiah adalah sejenis hipnotis atau menggerakkan atau memiliki
kekuatan diluar kesadaran, mantra juga sebagai sarana komunikasi dengan sang
maha kuasa yang bermanfaat untuk berbagai macam tujuan.
Dan bagi perapalnya atau dalam istilah ” Pau pau mappanetta ati “ Yang diartikan sebuah kata yang mengsugesti hati yang berasal dari kekuatan pikiran kesuatu obyek yang tersugesti mempunyai kesamaan makna dengan Mantra.
Mantra juga di pandang memiliki kekuatan tersendiri, pada pilihan hal-hal yang baik dari satu mantra atau baca-baca dan mencampurkannya dengan hal yang baik dari kekuatan tradisi, mereka memanfaatkan suatu mantra secara khusus,
Mantra tidak di pandang sama dengan " Mappadua “ Menduakan Tuhan, akan tetapi di pandang sebagai kekuatan teks yang bisa juga di manfaatkan untuk daya tarik juga pada kebaikan.
Bagi masyarakat Suku Sulawesi khususnya suku Bugis pada umumnya pengambilan suatu mantra bersumber dari kitab suci dan Lontara, pada umumnya mereka menurunkan suatu ilmu secara khusus dengan lisan mantra yang di pelajari kepada orang-orang yang mempunyai kebutuhan tertentu dan mantra di berikan secara turun temurun.
Mantra Sulawesi adalah sejenis Ilmu Semula Jadi yaitu berupa doa atau mantra yang menggunakan bahasa daerah khusus sehingga bukan sekedar mantra biasa, yang terkadang terkesan praktis dan simple tetapi mengandung makna rahasia yang sangat dalam, selain itu memiliki susunan kata yang sangat indah serta sarat dengan makna.
Mantra di hapal dan pahami semua kata demi kata dan sesudah di terima oleh akal, dan jika akal menerima akan muncul suatu keyakinan, dan jika keyakinan sudah muncul maka ilmu sudah masuk dan ikut ke dalam diri kita, bisa langsung kita niatkan bisa langsung jadi tanpa ritual atau wirid tertentu.
Para leluhur menggunakannya setiap ada keperluan apa saja sehingga tercipta semacam dinding yang tebal di sekujur tubuh mereka, yang merupakan kumpulan energi positif, yang umumnya orang sekarang menyebutnya dengan istilah energi positif itu tercipta akibat sugesti yang setiap hari mereka ucapkan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain melalui mantra tersebut.
Pengetahuan tentang Ilmu suku Sulawesi bukan soal baru sejak dahulu kala waktu itu pengetahuan akan ilmu ini hanya di gunakan sebagai ilmu gaib yang umumnya hanya di miliki oleh orang-orang tertentu saja. Mantra suku Sulawesi sebagai sastra daerah harus kita lestarikan dengan cara mendokumentasikan dan meneruskan kebiasaan yang pernah di lakukan oleh masyarakat Sulawesi pada zaman dahulu.
Adapun
mempelajari tentang Keramat Ilmu Sulawesi untuk melestarikan ilmu leluhur, tradisi adat dan mempertahankan sebagai budaya bangsa. Kami mengijazahkan program keilmuan yang mudah di mengerti dan
sederhana untuk menerapkan aplikasi suatu ilmu pada zaman sekarang.
Materi kelimuan berasal dari daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara,
Sulawesi Tenggara.
1 . ILMU PENGOBATAN : Sarana untuk menyembuhkan segala macam penyakit medis maupun penyakit akibat gangguan ilmu hitam, sihir atau guna-guna.
2 . ILMU PENGOBATAN BADIK : Untuk mengobati dengan sarana badik atau kawali menyembuhkan penyakit yang diakibatkan oleh gangguan jin dan setan serta menghilangkan dan mengembalikan ilmu hitam.
3 . ILMU PENGOBATAN PURU : Sarana menyembuhkan penyakit yang diakibatkan oleh bisul. Agar bisul bisa kempes tidak membengkak.
4 . ILMU PELUNSUR : Sarana memudahkan orang yang melahirkan agar diberi keselamatan baik ibu maupun anak dalam kandungannya.
5 . ILMU PENBOBATAN RACUN : Sarana menyembuhkan orang yang kena racun baik mengobati manusia, binatang.
6 . ILMU ANTI RACUN : Sarana agar terhindar dari segala macam racun baik racun dari makanan atau racun dari minuman.
7 . ILMU NAMA UANG: Sarana malancarkan rezeki dari berbagai arah dan Sarana agar tidak kekurangan masalah keuangan,
8 . ILMU PENGLARIS : Sarana untuk melancarkan jalannya rezeki serta melariskan segala macam usaha atau dagangan apa saja.
9 . ILMU PAGAR GAIB : Sarana memagari, melindungi rumah, gedung, toko agar peppo ( hantu perempuan ) tidak bisa masuk, rumah mencuri barang-barang berharga.
10 . ILMU KESELAMATAN GAIB : Sarana mengalahkan Parakang dan dapat membuat cacat atau membunuhnya. Parakang bisa berubah wujud menjadi binatang, tumbuhan,dll.
11 . ILMU DUPPA MATA : Sarana memiliki kekuatan daya pengasihan dengan tatapan mata baik untuk menundukkan manusia maupun menjinakkan bintang.
12 . ILMU PEKASIH : Sarana menanamkan rasa simpatik kepada orang banyak atau perorangan, serta menjalin suatu hubungan dalam segi kemanusiaan dan pergaulan sehari-hari.
13 . ILMU SUMPAH ANGIN : Sarana untuk memanggil orang yang dikasihi atau untuk memanggil orang yang pergi agar datang.
14 . ILMU CENNING RARA : Sarana memiliki kekauatan khusus dapat awet muda, meningkatkan daya Pengasihan, kharisma serta memiliki muka bercahaya dan berseri.
15 . ILMU MEMBENGKOKKAN BESI : Sarana membengkokkan segala macam senjata tajam, atau bila menghadapi orang yang bawa senjata agar tidak terluka oleh senjata musuh
16 . ILMU PANRAMPA NASSU : Sarana meredam amarah orang atau segala yang bernafsu jahat kepada kita tidak berdaya di hadapan kita, diam tiada bagai tidak ada nafsu, terdiam tidak berdaya.
17 . ILMU PARUNTUNG NYAWA : Sarana memiliki kekuatan pukulan tangan. Orang yang terkena pukulan pemilik ilmu ini bisa pingsan atau muntah darah.
18 . ILMU PAGGAGARA : Sarana menekan hati orang yang ada dihadapannya sebagai pengertak musuh agar tidak berdaya dan sebagai pukulan pembungkam.
19 . ILMU PALLISE PAJJAGGURU : Sarana memiliki daya pukulan yang berbahaya, musuh yang kena pukulan akan terdiam. yang bertujuan untuk bela diri dari tindak kejahatan orang lain.
20 . ILMU HITUNGAN ; Sarana mengetahui hari dan jam yang baik dalam menikah, mencari rezeki, untuk berdagang, memulai suatu pekerjaan dan lain sebagainya. ( Di Maharkan. Hub : 0852 4624 5567 )