Friday, January 30, 2015

Hantaran Kata

                      

Dunia modern dengan keanekaragaman persoalan yang dihadapi, terjadilah perubahan tata nilai, integritas budaya, kecendrungan menuju arah globalisasi dan aspek-aspek lainnya, merupakan konsekwensi logis dari suatu proses, dampak positif dan negatif selalu ada

Cukup beralasan dikala melihat perkembangan, khawatir terjadinya ketidakseimbangan antara pembinaan rohani dan jasmani, mental spritual dengan fisik material. Ketidakseimbangan tersebut pada kurun waktu tertentu memungkinkan terjadinya akibat yang fatal bagi terwujudnya dunia baru yang dicita-citakan.

Untuk menghadapi akibat ketidak seimbangan tersebut adalah agama dan spiritual. Orang boleh saja mengatakan sebagai suatu " resep usang dan klise " tetapi betapapun juga, kebenaran tidak pernah dilanda oleh virus dan keusangan.

Azas prilaku dalam keseimbangan kepentingan dunia dan akhirat, kepentingan material dan spiritual adalah suatu kebenaran. Sebagai mana firman Allah Swt : " Seyogyanya carilah kebahagiaan akhirat pada apa yang Allah berikan untukmu, namun jangan lupa bagianmu didunia " ( QS Al-Qoshosh : 77 )

Di zaman yang serba sulit ini perlu sekali pegangan yang dapat mengatasi berbagai tantangan dan kendala yang datang, yaitu kekuatan spiritual, supranatural yang bersandar pada kekuatan Illahi.

Didalam blog ini merupakan suatu kumpulan ilmu spiritual, supranatural serta benda bertuah yang telah mengakar di indonesia dan dunia sebagai perwujudan akan kekuatan potensi supranatural yang ada. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan serta memuat berbagai alternatif solusinya,

Kami buat untuk membantu anda secara mandiri mengestaskan kendala hidup dengan suatu cara yang telah dibuktikan berbagai ijazah keilmuan dan benda yang bernuansa ghaib yang kini hadir secara umum setelah sekian lama telah menjadi rahasia dikalangan praktisi supranatural

Ibarat seseorang akan menyelesaikan suatu masalah maka yang utama adalah mencari solusi jalan keluar, dan mencari jalan keluar bukanlah proses sekali jadi melainkan suatu proses usaha yang harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh banyak cara yang yang dilakukan dan salah satunya adalah cara supranatural

Cara supranatural sebenarnya tetap merupakan cara natural, tetapi karena membutuhkan suatu kepekaan hati dan daya tangkap batin yang tajam maka tidak semua orang bisa melalukannya. Kami selaku praktisi spiritual dan supranatural ingin menghantarkan solusi ini kadang kala tidak bisa menjamah dan bertemu secara langsung

Oleh sebab itu maka kehadiran Blog Majelis Sulthon Auliya ini diharapkan mampu untuk langsung menyapu kendala hidup dalam beragam cara : cara agama, cara keyakinan, cara tradisi, cara ghaib, dan lain sebagainya.

Ijazah keilmuan dan benda bertuah ini memang belum lengkap semua namun sedapat mungkin kami memberikan formula mandiri agar setiap orang mampu melakukannya, jalan ini memang bagian dari rangkaian solusi alternatif meski semua keberhasilan bermuara pada usaha Anda dan ridho Allah.

Oleh sebab itu, kami selaku pengasuh Majelis Sulthon Auliya memaparkan berbagai program ijazah keilmuan dan benda bertuah cara ini merupakan bagian dari rimba alternatif yang ada

Carilah yang paling sesuai untuk anda sehingga hasilnya akan maksimal. Ingat ! Semua ini adalah usaha dan haq pengabul tertinggi tetaplah Allah. Keberhasilan dengan perantara ilmu spritual, supranatural dan benda bertuah tentu tidak akan mendahului kehendak Allah, namun untuk memberikan kita sugesti untuk tetap berusaha dengan sebaik-baiknya. Sebab dengan usaha maka ridho Allah akan datang

Simbol Majelis Sulthon Auliya


Bunga Mawar pada hakekatnya adalah sebuah sosok bunga yang banyak mengajarkan dan  memberi pelajaran dalam kehidupan manusia, yang pada hakekatnya manusia tidak akan pernah mendapatkan kesempurnaan dalam kehidupan di dunia ini dan tidak akan kekal abadi selamanya. Karena sesungguhnya kesempurnaan itu semata-mata hanya milik Tuhan.

Mawar adalah bunga yang di pandang sebagai suatu bahasa simbol dari hidup dan kehidupan yang lebih bersifat rohaniah dari pada bersifat lahiriah. Di dalam filosofis simbolisme dan mistikisme sosok Mawar yang memiliki sifat yang total dan mendalam, hal tersebut banyak di ungkapkan dengan lambang, bisa berupa cerita, perumpamaan, warna, rupa dan lain sebagainya.

Kami selaku Pengasuh Majelis Sultan Aulia menjadikan dan mengadopsi Bunga Mawar sebagai nama dan simbol karena bunga mawar memiliki arti dan makna yang sangat luas dan sangat mendalam. Dan sesungguhnya  apa arti dan makna dibalik rahasia sebenarnya …?  

Mawar adalah bunga yang indah rupanya, bermacam-macam warnanya ada merah Tua, Merah Muda, Hitam dan ada pula yang Putih, semuanya menawan hati. Begitu pula bentuknya yang bulat/bundar berkelopak-kelopak sangat menarik perhatian. Karena itulah dalam dunia sastra Bunga Mawar menjadi simbol kecantikan dan sering kali gadis yang mempersona diibaratkan sebagai Bunga Mawar.  

Firman Allah Swt. Di dalam Kitab Suci Al’Quran menyatakan : “ Faa’ijan saq’qotis samaa’u faka’nat wardhatan kad’dihaani ”  Artinya : Maka apabila langit telah terbelah maka ia menjadi Mawar merah seperti kilauan minyak ". ( QS Ar-Rahman Ayat : 37 ).

Dalam dunia Sufi. Mawar pun menjadi suatu simbol paling tidak dilingkungan Tarekat Sufi yang mula-mula berkembang di Bagdad yang mengambil Mawar sebagai simbol. namun bagi kaum Qodiriyah,  Mawar di jadikan simbol bukan karena harum baunya dan indah rupanya. 
  
Akan tetapi karena berkaitan dengan peristiwa yang dialami oleh Sulthon Aulia Syekh Abdul Qodir A-Jailani pendiri tarekat Qodiriyah tersebut. Dan Qodiriyah adalah dua nama yang tidak akan terpisahkan karena nama Qodiriyah diambil dari namanya Abdul Qodir, yang artinya : pengikut Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. 

Sebenarnya yang memberi nama bukanlah beliau sendiri melainkan para pengikut dan murid-muridnya, untuk membedakan dengan penganut Tarekat yang lain, karena memang selain Tarekat Qodiriyah banyak juga tarekat-tarekat yang lain yang sudah lama berkembang saat itu.

Nama sebenarnya beliau adalah Syekh Abdul Qodir Al-Kilaniy/Al-Jailani pembangun Tarekat Qodiriyah. Istilah “ Jailani ” yang artinya “ Telah Tajalli Allah kepadaku ” sedang mencantumkan gelar “ Al-Kilaniy ” adalah menunjukkan tempat kelahiran beliau didesa Kilani yang berada di wilayah Iraq.

Tarekat juga dapat diartikan “ Organisasi ” karena didalam Tarekat tersebut ada Struktur kepemimpinan dan aturan yang mengikat sesama anggota, begitu pula didalam lingkungan Tarekat Qodiriyah ada aturan yang harus dipatuhi, dan aturan itu mengatur hubungan antara sesama saudara seperguruan dan hubungan antara Murid dengan sang Guru.  

Aturan tersebut sama sekali tidaklah di rasakan berat, karena ada hubungan emosional yang sangat kuat di antara jamaah, apa pun yang diperintahkan guru pasti dengan senang hati dilaksanakan dan di kerjakan oleh para murid, disetiap Pesantren, Perguruan, Padepokan, Paguyuban, Majelis atau suatu Perusahan, dll, memiliki suatu makna simbol tersendiri, begitu juga dengan ( Majelis Sulthon Aulia )  yang mengambil dan mengadopsi simbol nama Mawar tersebut.  

Adapun yang bersangkut paut dengan dengan Bunga Mawar adalah peristiwa yang dialami oleh Sulthan Aulia Syekh Abdul Qodir A-Jailani pendiri Tarekat Qodiriyah tersebut. 

Syekh Syihabuddin Umar Suhrawardi salah satu tokoh Tarekat Qodiriyah menceritakan “ Bahwa pada suatu hari Syekh Abdul Qodir Al-Jailani berangkat meninggalkan kampung halamannya menuju Bagdad, Kota yang saat itu menjadi pusat kebudayaan Islam pada waktu itu. 

Perjalanan ini bukan perjalanan biasa, akan suatu tetapi perjalanan yang sangat istimewa, beliau pergi untuk meningkatkan tingkat derajat kerohanian.  Dalam perjalanan itu beliau dibimbing oleh Nabi Khoidir As, sebagai pemimpin ruhani. 

Nabi Khaidir As adalah seorang sosok yang pernah mengajari beberapa Nabi dan Wali seperti : Nabi Musa As, dan menjumpai Sufi terkemuka seperti Ibrahim bin Adham, Malik bin Dinar, Sufyan Ats Tsauri, Abu Yazid Al Bustami dan lain-lainnya “.

Sesampainya ditempat tujuan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani disambut oleh seorang tokoh Syekh bernama Ali Al-Wahidi Al-Qodiri, Syekh tersebut menyodorkan sebuah cawan berisi air. Hal ini bertanda atau sebuah bahasa isyarat bahwa Bagdad sudah dipenuhi orang-orang suci, sehingga tidak ada tempat bagi yang lain, juga bagi Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.  

Isyarah itu di jawab oleh Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dengan meletakkan sekutum Bunga Mawar di atas cawan berisi air tersebut, yang artinya Bagdad masih menyisahkan tempat bagi dirinya. Melihat hal demikian itu semua yang hadir serentak berkata  ‘’ Syekh adalah Mawar kami ’’.   Dan dikemudian hari para murid-murid beliau mengambil Mawar sebagai simbol mereka, selama beberapa generasi dan simbol tersebut  di pertahankan secara turun temurun hingga sekarang.

STRUKTUR MAWAR

1. Mawar terdiri dari lingkaran putih, helai daun, paduan warna dengan 7 kelopak bunga, semua itu mengandung makna tersendiri.

2 . Lingkaran putih terdiri dari luar dan dalam antara lain : A . Bagian luar : Terdiri atas Syariat dan Tarekat, adapun Syariat melambangkan perbuatan atau ucapan. sedang Tarekat melambangkan hati atau suatu amalan.  

B . Bagian dalam : Terdiri atas Hakekat dan Marifat, adapun Hakekat melambangkan nyawa atau penglihatan ruhani terhadap Tuhan, sedangkan Marifat itu rahasia atau kenyataan yang sebenarnya, Hakekat tidak akan dapat di pisahkan kecuali oleh orang yang memiliki Marifat.

3 . lima helai daun itu melambangkan lima keutamaan bagi kaum muslim yaitu : Syahadat, Sholat,   Puasa, Zakat dan ibadah haji.

4 . Enam helai daun melambangkan enam karakter keimanan yaitu : Percaya kepada Allah swt. Percaya kepada Malaikat, Percaya kepada Kitab, Percaya kepada Rasul-rasulnya, Percaya hari Kiamat, Percaya kepada Qadha dan Qhadar.

5 . Tujuh helai daun melambangkan melambangkan tujuh ayat Al-Quran, jadi seluruh helai daun berjumlah delapan belas mengandung arti bahwa Nabi Besar Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi delapan belas alam.

Dalam hadist Qudsi Allah berfirman : ( Laulakalaulaka ma kholaqtul as’ya’a ).  Dan artinya : “ Kalau bukan engkau, kalau bukan engkau ( Hai Muhammad ) Tidak kujadikan semua alam ” Muhammad adalah rahmat bagi alam semesta dan segala isinya. Rahmat selalu ada dimana-mana, waktu yang lalu, sekarang atau yang akan datang. Rahmat datang dari sifat Rahmaniyah dan Rahimiyah Allah swt. Sifat tidak terpisah dengan Zatnya.

6 . Selanjutnya warna yang ada pada Mawar itu mempunyai arti tersendiri seperti : Warna Kuning melambangkan Syariat, Warna Putih melambangkan Tarekat, Warna Hitam melambangkan Hakekat, dan Warna Merah melambangkan Marifat.

A . Adapun Syariat yang di Artikan “ Tata hukum ” Disadari bahwa dialam semesta ini tidak ada yang terlepas dari apa yang dinamakan “ Hukum ” termasuk untuk manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai hamba Allah, perlu diatur dan ditata sehingga terciptalah keteraturan yang menyangkut hubungan antar manusia dan manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhannya.

B . Adapun Tarekat yang di Artikan “ Jalan ” Untuk mengetahui adanya suatu jalan, perlu juga mengetahui “ Cara ” untuk melintas jalan agar tujuan kita tidak salah langkah. Tujuan adalah kebenaran,  maka cara untuk melintas jalan harus dengan benar pula.

C . Adapun Hakekat yang di Artikan “ Kebenaran ” atau kenyataan asal yang sebenar-benarnyanya, kebenaran dalam hidup dan kehidupan inilah yang harus di cari dan ini pulalah yang di tuju manusia yang sebenarnya.

D . Adapun Marifat di Artikan “ Mengenal ” Siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya dia dapat mengenal Tuhannya. Diri ini penuh dengan serba ketergantungan, kekurangan, kelemahan, dibanding dengan Allah yang memiliki kebesaran, kekuasaan dan kekekalan serta memiliki sifat-sifat kesempurnaan.

E . Keempat bagian ini ( Syariat, Tarekat, Hakekat dan Marifat ) adalah sudah merupakan satu kesatuan yang tidak akan bisa dipisah-pisahkan masing-masing, apabila gugur atau lepas salah satunya berarti gugur lepas pula keseluruhannya.

7 . Sedangkan kelopak bunga itu terdiri dari tujuh helai yang melambangkan tujuh nama Tuhan, yang di ucapkan didalam berzikir.  

A . Pertama : lafad, la ilaha ilalloh dengan cahaya biru.  
B . Kedua :  lafad, Allah dengan cahaya kuning.
C . Ketiga : lafad, Hu dengan cahaya merah.
D . Keempat : lafad, Hayyu dengan cahaya putih.
E . Kelima : lafad, Wahid dengan cahaya hijau.
F . Keenam : lafad, Aziz dengan cahaya hitam.
G . Ketujuh : lafad, Wadud tanpa warna cahaya. 

Adapun ketujuh warna tersebut di atas melambangkan cahaya putih ( Allah ) dengan delapan belas gumpalan darah beku melambangkan huruf Hijaiyah dalam kata ( Hayyu ). Huruf ( Ha ) nilainya angka 8 sedang huruf ( Ya ) nilainya angka 10,  jadi jumlahnya 18.
  
Di tengah-tengah Bunga Mawar tersebut terdapat Cincin Nabi Sulaiman As, kalimat Sulaiman terdiri dari 5 huruf Hijaiyah yaitu : Sin, Lam, Ya, Mim, dan Nun. ( Huruf Sin artinya : Terbebas dari kelemahan. Huruf Lam artinya : Cenderung akan kehalusan. Huruf Ya artinya : Kekuatan visi spiritual. Huruf Mim artinya : Keakraban dengan sahabat. Huruf Nun artinya : Doa dan salam hanya bagi milik Allah semata-mata )

Ilmu Tasawuf Ketuhanan



Untuk memenuhi sebagian permintaan bagi para pengunjung Blog Majelis Sulthon Aulia, atas taufik dan hidayah ilahi. Perkenankanlah kami menjabarkan tentang Ilmu Tasawuf atau Ilmu Ketuhanan ( Ilmu Mengenal Tuhan ) Ilmu ini di khususkan kepada yang betul-betul serius dan berminat mempelajari ilmu kebatinan islam.

Ilmu Ketuhanan adalah suatu ajaran kebatinan yang berabad-abad telah mewarnai kehidupan bangsa indonesia dan di dunia. Setelah saya melakukan penelitian yang cukup panjang dan kajian yang sangat  mendasar maka kami pun pada akhirnya jatuh pada di sebuah kesimpulan : “  Bahwa ilmu harus di sebar luaskan “ 

Semua ini kami lakukan karena mengingat sudah langkanya Ilmu Ketuhanan serta banyak peminat untuk mempelajari dan mendalaminya.  Berbicara tentang Ilmu Ketuhanan tidak bisa di lepaskan dari sejarah. Sebelum Rasulullah Saw di utus kepermukaan bumi dan keberadaan Ilmu tersebut sudah lebih dahulu ada.

Sebagaimana firman Allah Swt  : “ Dan tidaklah kami utus salah seorang rasul sebelummu, kecuali kami wahyukan kepadanya.  Sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut di sembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku “ ( Surah Al-Anbiya : 25 ).

Saya pun menyadari pasti ada kalangan yang tentunya kurang sepaham dengan ajaran Ilmu Tasawuf Ketuhanan, akan tetapi di lain pihak tidak pula sedikit yang mengakui dan menerimanya. Bahwa ilmu mengenal Allah adalah ilmu kesempurnaan hidup, suatu ilmu rahasia  yang sangat yang mendalam, jarang orang bisa mengerti kecuali orang Alim atau orang yang di kehendaki yang mereka telah mendapatkan rahasia yang di warisinya dari ilmu para Nabi dan para Wali.

Berbicara mengenai Ilmu Tasawuf Ketuhanan hampir selalu di kaitkan dengan kata-kata Dzat Allah, Sifat Allah, Asma Allah, Af’al Allah, dan lain sebagainya. Apabila pengertian masing-masing itu kita tidak mengerti dan pahami maka pemahaman kita akan terkacaukan.  Oleh karenanya penting sekali mempersatukan pengertian dan paham secara singkat persoalan Ilmu Ketuhanan tersebut.
  
Tujuannya untuk mencari dan mengungkapkan kebenaran “ Kebenaran Adalah Satu ” sedang “ Yang Benar ” adalah banyak. Tetapi betapa pun di temukannya perbedaan dan pertentangan pendapat namun juga akan di temukan satu kesamaan, yang membahas obyek yang di permasalahkan secara menyeluruh dan memahami obyek itu sampai keakar-akarnya.

Setiap tokoh agama pada umumnya cenderung  mengambil kesimpulan masing-masing, walaupun istilahnya sama, tetapi akan menjadi lain bagi masing-masing ahli agama tujuan mereka bukan mencari ” Uniformitas ” atau kesatuan pandangan, tetapi sebaliknya “ Pluriformitas ” berbeda pandangan, dan justru inilah ciri-ciri pemahaman agama.
  
Di antara orang-orang yang membahas tentang Ilmu Zahir dan Ilmu Batin  tidak pernah di temukan dua orang yang sama pendapatnya. karena memang titik tolaknya lain. Hal ini tidak perlu di permasalahkan, sebab memang itu tidak perlu sama. 

Konsepsi dari pemikiran yang satu dapat di serang dengan konsepsi yang lain, tetapi tidak dapat di taklukkan seluruhnya, perbedaan pendapat justru di perlukan. sebab perbedaan pendapat adalah rahmat dan hal itu akan saling melengkapi satu dengan lainnya. Ilmu batin adalah ilmu laduni yang besifat nurani, pengetahuan ini tersembunyi, karena manusia pada umumnya tercurah perhatiaanya kepada yang lahir saja dan tidak memperhatikan yang batin.

Rasulullah  bersabda :  “  Sesungguhnya ada sebagian ilmu itu laksana mutiara yang tersembunyi, tak ada yang tahu kecuali orang alim “  ( Al-Hadist ). 

Adapun Ilmu itu terbagi pada dua bagian yaitu :  ilmu lahir dan ilmu batin. Adapun ilmu lahir yang menyangkut Syariat adalah suatu ilmu yang disebut dengan “  Ilmu Fiqih “.  Sedang yang menyangkut ilmu batin adalah suatu ilmu yang disebut dengan “ Ilmu Hakekat “ Dan kedua ilmu ini bersumber dari ajaran Rasulullah.

Rasululloh Saw menegaskan : “  Bahwa sewaktu Aku di miraj’kan oleh Allah Swt maka terucap 90.000 kata antara Allah dan Rasululloh. 30.000 kata yang berhubungan dengan dengan Ilmu Syariat. 30.000 kata yang berhubungan dengan Ilmu Tarekat dan 30.000 kata yang berhubunan dengan Ilmu  Hakekat. “

Adapun ilmu pengetahuan zhahir memiliki dua belas cabang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan batin, lalu masing-masing cabang ini dibagi lagi diantaranya : untuk orang awam, untuk orang khusus dan untuk orang yang istimewa, hal ini sesuai dengan kadar tingkat keilmuannya. 

Secara umum ilmu pengetahuan tentang agama Islam terbagi menjadi empat macam : Pertama : ilmu Syariat : yang berisi perintah dan larangan. Kedua : ilmu batin syariat : yang di sebut ilmu Tarekat.  Ketiga : ilmu batin tarekat : yang disebut dengan ilmu hakikat dan keempat induk ilmu batin yang di sebut dengan Ilmu Marifat. 

Perlu di ketahui bahwa hal-hal yang menyangkut syariat dijelaskan dalam suatu ilmu yang di sebut Ilmu Fiqih dan yang bersangkut hal-hal batin hakekat dijelaskan dalam suatu ilmu yang disebut  Ilmu Tasawuf  kedua-duanya harus saling beiringan dan saling menguatkan. artinya tidak bisa terjadi zhahir tanpa ada batin, begitu juga sebaliknya tidak ada dorongan batin berarti tidak terjadi yang zhahir. 

Dalam persentuhan saya dengan agama Islam yang saya anut pernah mendapat sebuah pernyataan dalam Kitab Suci Al’Quran : “ Wa'fi anfusikum afala tubshirun “ ( Dan pada dirimu tidakkah kamu perhatikan ) dan pernyataan didalam Hadist “ Man arrofa nafsahu faqod arofa rabba” ( Siapa yang mengenal dirinya, niscaya dia mengenal Tuhannya ) 

Kemudian saya meresapi ajarannya dan memberi bekas dalam fikiran dan hati saya untuk lebih tahu tentang ilmu batin. Hingga suatu waktu menghantarkan saya menjelajahi kehidupan di beberapa daerah bertemu dan belajar dengan beberapa tokoh Agama, akhirnya saya pun mulai mengenal pengertian tentang ilmu-ilmu tersebut. Setelah saya mulai mampu belajar, saya semula hanya ingin menularkan ilmu saja karena ilmu memang ada tempatnya.

Pada zaman dahulu Ilmu Tasawuf Ketuhanan sangatlah di rahasiakan dan menjadi larangan oleh para Wali Allah kecuali kepada orang-orang tertentu saja yang boleh mempelajarinya.  Dan banyak anggapan buruk terhadap Ilmu tersebut sebagian mereka berkata : " Itu ajaran ilmunya wali bukan ilmunya orang awam seperti kita " 

Kepada mereka Allah berfirman : “ Orang yang besungguh-sungguh dijalan kami, kami akan berikan petunjuk semua jalan kami  “ ( QS.Al-Ankabut : 69 ) 

Itu adalah pendapat yang kurang tepat, pendapat yang mengatakan bahwa zaman sekarang tidak ada lagi yang mendapat “ Tingkat Kewalian “  beda dengan zaman dahulu.  Bagi Allah tidak ada kesulitan sedikit pun untuk menganugrahkan kewalian terhadap hambanya kapan saja dia mau, zaman dulu atau zaman sekarang sama saja, tetapi untuk memperoleh tingkat kewalian asal ada tekad, keseriusan, ketekunan, kesungguhan. 

Sebagaimana sabda Rasulullah :  “ Siapa yang menuntut sesuatu dengan kesungguhan dia pasti mendapat “ ( Al-Hadist ).

Berdasarkan kitab suci dan berdasarkan sejarah dalam kehidupan manusia dapat kita tarik kesimpulan bahwa perkembangan manusia terhadap pemahaman tentang Tuhan berblok-blogkan yang satu sama lainnya saling bertahan demi keyakinannya masing-masing, hal itu terbagi menjadi 3 pemahaman antara lain : 

1 . Pemahaman Pertama : Meyakini akan adanya Tuhan. Ini adalah blok agama, dari agama satu ke agama lainnya sering terjadi perdebatan yang pada prinsipnya saling membenarkan dan mempertahankan keyakinannya. Dari segi tata lahir agama ini atau agama itu dapat bersatu, namun secara batin mereka tidak dapat dikmpromikan.

2 . Pemahaman Kedua : Meyakini akan adanya Tuhan dengan rasio,  Ini adalah blok ahli fikir yang pada dasarnya pemikirannya bertindak pada rasio, yang tidak mudah begitu saja meyakini tanpa diukur oleh akalnya. Mungkin sekali mereka terbentur pada akalnya sendiri guna mencari jawaban sesuai alam fikirannya.

3 . Pemahaman  Ketiga : Sama sekali tidak meyakini akan adanya Tuhan.  ini adalah blok orang-orang yang sama sekali  tidak mengakui Tuhan, sesuai dengan haluan negaranya menampilkan cara berfikir dan kebudayaannya di bawah satu komando.

Sampai disini kita berfikir, Pertama: Di lihat dari kaca mata agama “ berdosakah “  mereka terhadap Tuhan ... ?.  Kedua :  Di lihat dari zaman orang-orang masih primitif. Yang hidup seperti burung kesana  kemari, tiada seutas pakaian sebagai pelindung badannya, tidurnya dilereng-lereng gunung dan gua dari lahir sampai mati mereka tidak menyembah Tuhan.

Selain di hadapkan kepada masalah mencari makan demi hidupnya !... Berdosakah mereka terhadap Tuhan ?... Mungkin sekali mereka tercengang bilamana mendengar nama Tuhan ? Siapa Tuhan, Tuhan itu apa, dimana Tuhan ?...  

Kembali apa yang kita sebut Tuhan atau Allah pada kenyataannya kebanyakan manusia hanya ikut-ikutan saja menyebutnya ...!  mengapa tidak... ? seandainya saya di lahirkan di negeri Cina saya akan menyebut sesuai bahasa orang tua saya “ Thiam ” (  God, Jenuva, Allah, Tuhan, Bramana ) dan sebagainya sesuai bahasa daerah masing-masing.

Ibarat manusia dengan Tuhan, manusia ciptaan dan Tuhan sang pencipta.didalam diri ciptaan ( Manusia ) terdapat juga pencipta ( Tuhan ) untuk memudahkan dalam pengertian, Saya ibaratkan manusia adalah setetes air, dan Tuhan adalah samudera yang luas tanpa batas. 

Setetes air berasal dari air yang terdapat di samudra yang luas tanpa batas itu, jadi air yang ada disamudera luas tanpa batas itu terdapat juga pada setetes air itu, dan setetes air itu akan kembali bersatu ke air samudera yang luas tanpa batas itu.

Itulah sebabnya mengapa dalam diri manusia selalu ada keinginan untuk mencari Tuhan, keinginan yang tak pernah padam untuk bertemu dengan Tuhan. untuk menjadi satu dengan Tuhan, tetapi Tuhan yang di cari-cari itu tidak dapat ditemukan, padahal Tuhan sendiri yang menciptakan alam semesta dengan  segala isinya, yang meresap kedalam seluruh ciptaan sampai kepada partikel pasir yang paling halus dan hanya kelalaian dan kebodohan manusia sajalah, maka manusia tidak dapat mengenalnya dan menemuinya. 

Rasulullah menegaskan : “ Awal agama mengenal Allah “ ( Al-Hadits ).  

Jadi orang yang mengenal itu adalah orang yang mengenal dan mengetahui rahasia sebenar-benarnya akan Zat Allah ( Dirinya Allah ). Sifat Allah ( Sifatnya Allah ). Asma Allah ( Namanya Allah )  dan af’al Allah ( Perbuatan Allah ) Dan sebagainya.  Jadi bukan cukup mengetahui namanya saja, dan tidak memperhatikan bahwa setiap ada nama sudah barang tentu pasti ada yang mempunyai nama.

Suatu fakta misalnya : “ Kita di beritahu dari seorang ayah/ibu, artinya bapak memberitahu bahwa alam ini ada yang menjadikan yakni ( Tuhan atau Allah ) dan karena anak ini mendapat didikan dari ayah/ibu, namun benar atau atau tidak si anak itu tidak memikirkan lagi, hanya dalam pengertian adanya kejadian langit dan bumi adanya Allah. 

Kemudian sang anak itu dewasa dan anak itu mempelajari kitab agama islam dan tidak pernah menyelidiki atas kebenaran kata-kata ayah/ibunya itu. Apakah cukup mengenal nama saja atau bertuhan huruf saja, dan tidak memperhatikan bahwa setiap ada nama sudah barang tentu pasti ada yang mempunyai nama “ 

Allah berfirman : “ Dan mengapa mereka tidak memikirkan kejadian diri mereka ? ..... Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang telah di tentukan. Sesungguhya kebanyakan di antara manusia mengingkari untuk bertemu dengan Tuhannya “  ( QS. Ar-Rum  : 8 ) 

Dalam falsafah seandainya kita cinta kepada nama tetapi tidak mengenal rupanya adalah cinta itu buta, bahwa tidak mungkin kecintaan manusia terhadap Tuhannya jikalau hanya kenal dengan namanya saja, misalnya tiap-tiap ada nama orang tentu ada orang yang punya nama dan tidak mungkin nama orangnya ada dan yang punya nama tidak ada, maksud kami disini adalah jangan hanya mengenal namanya saja  dan sebagai manusia wajib mengenal kepada yang punya nama. 

Sabda Rasululloh : “ Siapa yang ingin menjumpai Allah, Allah pun ingin menjumpainya. Siapa yang tidak ingin menjumpai Allah, maka Allah pun tidak ada keinginan untuk menjumpainya "Al -Hadist )

Dalam hubungan ini sangatlah perlu bagi kita untuk mengetahui di manakah terlebih dahulu, awal atau cara dan jalan atau sumbernya untuk mengenal Tuhan ( Allah ). Sebaiknya di awali dan di mulai dengan mengenal diri, dan bilamana kita ingin mengenalnya dan mengetahuinya dengan kesempurnaan pengenalan maka terlebih dahulu kita perhatikan bahwa asalnya diri kita tidak ada dan menjadi ada dan yang ada akhirnya tidak ada pula. 

Pengenalan diri erat berhubungan kepada pengenalan kepada Allah, bila seseorang sudah mengenal Allah, barulah dia menyadari bahwa dia sendiri sebenarnya tidak mempunyai pengetahuan apa-apa. Jadi orang yang tidak kenal dengan dirinya dan tidak mengenal akan Tuhannya maka akan gelap dalam perjalanan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat dan tiada menentu arah haluan hidup orang tersebut.

Dan ketidaktahuan seseorang terhadap dirinya dan terhadap Tuhannya, bisa saja terjadi perbuatannya yang bertentangan dengan ajaran agama yang dianutnya, dan orang yang demikian soal meyakini dan kepercayaan kepada Tuhan adalah hal yang di anggap tidak begitu penting, mereka beranggapan adanya alam ini ada yang menciptakan yaitu Tuhan itu saja atau asal tahu Tuhan ada itu sudah cukup. Orang yang demikian mungkin saja dia sukses dalam hal kehidupan didunia dan lain sebagainya.  

Kepada mereka Allah berfirman :   “ Mereka mengetahui yang lahir tampak dari kehidupan didunia, sedangkan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai “  ( QS. Ar-Rum : 7 )

Bila sesorang yang ingin menuntut Ilmu Tasawuf Ketuhanan, ada beberapa hal yang harus di perhatikan tidak bisa tidak dan harus menyadari sepenuhnya dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk, baik dalam pandangan ajaran Syariat maupun ajaran Tasawuf. Hal ini sebagai hijab antara Hamba dengan Tuhannya. sehingga apa di pelajarinya akan sulit baginya untuk mengamalkannya.

Di zaman sekarang pada umumnya kebanyakan orang yang baru belajar atau baru selangkah memasuki ajaran Ilmu Tasawuf tersebut sudah mengabaikan Ilmu Syara karena merasa ilmunya lebih tinggi, Dan sering juga terjadi bagi penuntut Ilmu Tasawuf yang sekaligus juga berusaha meninggalkan usaha hidup. Padahal dirinya sendiri sangat kekurangan dan keluarganya sangat memerlukan. 

Allah berirman : “ Seyogyanya carilah kebahagiaan akhirat pada apa yang Allah berikan untukmu, namun jangan lupa bagianmu di dunia “ ( QS. Al-Qoshosh : 77 )

Itu adalah cara berfikir yang kurang tepat dan orang yang bersifat demikian karena dangkalnya dalam memahami Ilmu tersebut, bagaimana pun juga pendapat dan pemikiran yang demikian tidak dapat di benarkan baik dari segi Ajaran Syariat maupun Ajaran Tasawuf itu sendiri. Satu hal yang tidak boleh dilupakan bahwa semakin tinggi tingkat ilmu seseorang, maka semakin tinggi pulalah tingkat ubudiyah dan ibadahnya. 

Syekh Al-Junaid bekata : “ Orang yang tidak mau beribadah dan tidak mau berusaha dengan unsur kesengajaan adalah lebih berat dosanya dari berzina dan mencuri “ 

Ilmu Tasawuf adalah ilmu tingkat tinggi, tetapi bukan berarti semau-maunya meninggalkan, meniadakan atau mengugurkan Ilmu Syara yang berlaku, adapun Syariat, Tarekat, Hakekat adalah bersatu dalam Marifat, dan apabila salah satunya digugurkan maka bukanlah Marifat yang benar. 

Imam Syafi'i Ra berkata :  " Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari Ilmu Fiqih ( Syariat ) dan juga menjalani Tasawuf dan janganlah engkau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu, Orang yang hanya mempelajari Ilmu Fiqih tapi tidak mau menjalani Tasawuf maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa.  Sedangkan orang yang hanya menjalanin Tasawuf tapi tidak mau mempelajari Ilmu Fiqih maka bagaimana ia bisa menjadi baik "

Mempelajari Ilmu Tasawuf sebaiknya dari sumber yang asli yaitu yang ilmunya dari silsilah keilmuan yang jelas akan terjamin keasliannya.  Dan sudah menjadi kebiasaan atau  keharusan menuntut ilmu ini melalui seorang guru karena banyak hal-hal yang menjadi rahasia, ungkapan, rumus dan isyarah didalam ilmu tersebut yang harus di mengerti dan di pahami dengan sebenar-benarnya.
   
Rahasia kunci iImu Tasawuf tidak akan  di dapat, maupun dipelajari lewat bangku universitas, buku-buku tasawuf, media cetak atau media eletronik, karena ilmu rahasia tidak bisa di dapat lewat sarana tersebut, Andaipun dapat bukan yang sebenarnya melainkan hanya kulitnya saja bukan isi yang sebenarnya, lain halnya dengan pelajaran Ilmu Syariat, bisa di dapat melalui hal-hal tersebut.  

Seandainya mempelajari sendiri tanpa bimbingan guru pasti akan salah pengertian yang akibatnya akan menyesatkan dan berakibat bahaya bagi penuntutnya, seorang guru bukan pasti bisa mengantar muridnya untuk dapat memiliki ilmu kesempurnaan kepada Allah, guru hanya sekedar menunjukkan jalan yang haq dan yang batil, seorang guru memberi pengertian dan pemahaman yang sebenarnya, namun kesemua itu tergantung kepada yang menuntut ilmu tersebut. 

Dari uraian-uraian yang di atas, ada satu hal yang sangat penting adalah bilamana ada kemungkinan reaksi yang di timbulkan oleh kesalahpahaman cara meresapi isi keterangan yang saya sampaikan di atas.  Pertama sekali kalau kupasan dalam Blog ini di anggap sebagai paksaan untuk meyakini isi seluruhnya. 

Maksud saya dengan terus terang hanya sekedar mengupas kepada proposi yang sebenar-benarnya dan bukan menjabarkan sesuatu ilmu yang kelihatan baru. yang sebenarnya sudah ada. Adapun kunci untuk mengetahui atau menggali Ilmu Tasawuf tersebut terletak pada akal dan rasio kita.

Bagaimana pun kita tetap buta hati, apabila akal tidak kita gunakan untuk menggali suatu yang haq dan menjadi kebenaran atau dalil-dalil tersebut yang makna dan isinya sebagai lambang dan perumpamaan. 

Sebagaimana Firman Allah : “ Perumpamaan-perumpamaan itu kami lukiskan untuk manusia, tetapi tidak ada yang paham akan maksudnya, melainkan orang-orang yang pintar, berilmu banyak pengetahuannya " ( Al-Ankabut : 43 ). 

Imam Al-Ghazali menegaskan : “  Ilmu rahasia itu ada hubungannya kepada kepentingan agama. Semua rahasia-rahasia itu tidak terlepas dari kepentingan untuk agama di dasarkan itulah maka tidak ada alasan untuk melarang melahirkannya kepada memang yang ahlinya “

Sebagai penuntut Ilmu Tasawuf sebaiknya memiliki kecerdasan untuk dapat memahami permasalahan dan ada minat yang serius untuk mendalami ilmu kebatinan, dan sudah barang tentu mereka harus mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. 

Sebaiknya mereka yang berusia dewasa dapat diperkirakan mampu untuk memahami segala apa yang diajarkan. Sebagai orang islam yang dewasa dan sudah barang tentu dan mengerti Dua Kalimah Syahadat, Sholat, Puasa dan sebagainya yang mereka kerjakan dan laksanakan. 

Kita tidak mungkin mendapatkan atau merasakan nikmatnya akan ajaran agama bila kita tidak memperaktekan apa yang telah kita pelajari, dan tidak mencari lebih dalam lagi di dalam diri kita, kalau hanya membaca dan menghafal saja, kita tak ubahnya sama dengan burung Beo, burung Beo pun dapat hapal dan pandai bicara tanpa mengerti arti dan tujuannya sehingga ajaran agama yang di anutnya tidak akan dapat menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat.

Ilmu Tasawuf tidaklah mungkin di berikan kepada seseorang meskipun sudah cukup usia tetapi sikapnya terlihat ciri-ciri kebodohan atau bebal, kepada anak-anak di bawah umur, tidak mengerti sama sekali ilmu syariat, belajar hanya ilmu ikut-ikutan, hanya ingin tahu saja, hanya mau di bilang ilmunya tinggi, hanya untuk pamer ilmu, hanya untuk membanggakan diri

Semoga isi dan makna dalam uraian di atas apabila kebetulan terdapat persamaan pemikiran, saya bersyukur bahwa pemikiran itu setidak-tidaknya menambah keyakinan dan iman.  Maksud saya tidak lain untuk kesempurnaan hidup manusia dan keselamatan di dunia dan di akhirat  kelak serta memperluas jangkauan dan wawasan Ilmu Tasawuf, dengan ajaran ilmu mengenal Allah akan membawa manusia kepangkal asalnya untuk menemukan kebahagiaan yang sebenar-benarnya. 

Thursday, January 29, 2015

Menyikapi Ilmu Spritual


Bagi orang yang baru menapaki dunia Spiritual, Ilmu Supranatural. Ilmu Hikmah, atau Ilmu lainnya yang bersifat gaib diibaratkan orang yang buta tidak tahu apa-apa, di umpamakan mereka berada di padang pasir yang amat luas.

Apabila ia melangkah tidak tahu arah mata angin yang mana arah Utara, Selatan, Barat maupun Timur ...?. Harus melangkah ke mana. Dan kalau mencari ... ?.  Mencari ke mana dan apabila kalau membutuhkan bekal ... ?.  bekalnya apa...?.  Dan sudah barang tentu kebanyakkan mereka tidaklah tahu ... !    

Sesungguhnya nenek moyang kita telah mewarisi beragam ilmu hikmah, Ilmu gaib, Ilmu mistik, dari leluhur zaman dahulu, Ilmu spiritual yang bernuansa gaib, yang di maksud masih relevan bagi generasi sampai kapan pun. Karena ternyata masih banyak orang yang gemar dan senang menekuninya, mempelajari dan akhirnya memanfaatkannya,

Akan tetapi tentu saja dengan suatu catatan agar kiranya ilmu-ilmu tersebut di gunakan untuk tujuan yang bersifat positif. daya kekuatan gaib yang di pancarkannya demi untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum, memang cukup mumpuni selagi kita mengamalkannya dengan benar dan sungguh-sungguh. 

Buktinya kendati pun sekarang kita hidup dizaman serba canggih di mana instrument teknologi serba canggih dan spektakuler yang mencakup segala bidang seperti dalam bidang pertanian, bidang kedokteran, bidang industri, bidang penerbangan dan sebagainya, namun keberadaan ilmu-ilmu metafisika tetap saja masih sulit di lupakan. 

Banyak ahli Ilmu hikmah, paranormal pria maupun wanita, baik dari kalangan orang biasa juga dari kalangan bangsawan, kini muncul seperti cendawan di musim penghujan, mereka mengelar praktek di berbagai kota maupun di pelosok desa. Di antara mereka ada yang menawarkan jasa untuk Kepagkatan, Karier, Kerezekian, Pengasihan, Kesembuhan dan lain sebagainya.  

Memang kebutuhan manusia zaman sekarang lebih menuju pada hal-hal yang bersifat materi dan ekonomi. Yaitu, bagaimana agar rezeki lancar, urusan lancar, dll. Namun urusan ekonomi atau rezeki bukan segala-galanya, di zaman sekarang banyak orang yang mencari keselamatan, ketentraman, kedamaian, dan lain sebagainya. 

Karena hal itu sulit ia dapatkan, hal inilah yang menyebabkan manusia kembali kemasa lalu, ilmu yang terkesan kuno pun sekarang perlu dibongkar untuk dilestarikan, bagaimana tidak...! Penjahat zaman sekarang sudah tidak lagi takut dengan bunyi alarm atau securitiy, mereka justru lebih terang-terangan, sehingga ilmu gaib pun dapat di jadikan suatu alternatif untuk menghadapi hal-hal tersebut.  

Perbedaan orang zaman sekarang dengan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ilmu dan kesungguhan dalam melakukan dan menjalani tirakatnya. Majunya tingkat rasio pada masyarakat secara tidak langsung mulai akan meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistik, 

Kesan ragu pun mulai banyak menghinggapi manusia di zaman sekarang, pada sisi lain banyak juga orang-orang yang jenuh dengan peradaban yang makin maju mereka mencoba berekreasi ke alam metafisis.

Masalahnya sekarang : Apa yang perlu kita ketahui dari ilmu gaib, ilmu magis, ilmu mistik itu…? Dan untuk apa kita mempelajarinya ...? terutama dalam kehidupan sehari-hari.  

Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu  zaman sekarang kalah sakti dan ampuh di banding ilmu-ilmu pada zaman dahulu, dan mengapa pada zaman sekarang ini jarang ucapan ( Doa ) seseorang di kabulkan Tuhan, padahal kalau kita melihat  pada masa lalu orang-orang yang terdahulu ucapannya begitu makbul, seolah-olah setiap ucapannya akan terjadi. Benarkah demikian…?

Orang-orang zaman sekarang cenderung memburu kwantitas bukan kwalitasnya, keampuhan orang zaman dahulu bukan di sebabkan ketinggian ilmunya,  melainkan ketinggian keyakinan dan ketulusan hatinya yang mendorong ilmu yang di milikinya menjadi berkah. dan mulut yang sering di buat selalu berbohong dan tidak jujur  maka hilang berkah segala doa dan ucapannya ( Tidak Jadi ).

Karena belum banyak kepentingan dan kebutuhan orang-orang zaman dahulu ia lebih bersikap ikhlas  dalam membantu, melayani orang, dari segi faktor inilah yang menyebabkan ilmu-ilmu mereka menjadi ampuh di antaranya :    

1 .  Karena ilmu yang di dapatnya lebih sulit dalam proses mendapatkannya, di banding orang di zaman sekarang, karena faktor sulit  itulah, mereka yang sudah mendapatkannya menilai ilmu sebagai barang yang sangat teramat suci dan berharga kemudian ilmu itu pun di sakralkannya.  

2 . Karena faktor keluguan dan kepolosan jiwa orang terdahulu, sikap orang zaman dulu ini sehingga melahirkan sikap yang selalu berbaik sangka sehingga seseorang yang mendapatkan suatu keilmuan langsung menjadi yakin dan mantap hatinya dan tidak banyak terlalu banyak menganalisis.  

Sedangkan orang zaman sekarang, karena kemajuan dalam menerima informasi, sehingga mereka menjadi lebih kritis sehingga berdampak dalam pemikirannya setiap hal yang baru datang disaring. Dan sudah barang tentu ini ada baiknya. 

Akan tetapi di dalam menyaringnya terlalu berlebihan dan terlebih lagi di sertai dengan pemikiran prasangka buruk yang menyebabkan mereka tidak mudah percaya dengan siapa pun.   

Dan bagaimana seseorang bisa mendapatkan manfaat dari suatu yang di curigai dan buruk sangka, hal-hal inilah yang menyebabkan orang di zaman sekarang tidak mensakralkan dan mensucikan ilmu bahkan cenderung berburuk sangka.Adapun kunci kekuatan suatu ilmu atau doa  adalah seumpama cermin.   

Doa kita akan terkabul atau tidak tergantung dari amal kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap sesama. Dengan kata lain terkabul atau gagalnya doa-doa kita merupakan cerminan akan amal kebaikan yang pernah kita lakukan pada orang lain. 

Bahkan sebelum kita mengucap doa, Tuhan sudah memenuhi apa-apa yang kita harapkan. Itulah pertanda, bahwa perbuatan dan amal kebaikan kita pada sesama, akan menjadi doa yang tak terucap, tetapi sungguh yang mustajab. Ibarat sakti tanpa kesaktian. 

Kita berbuat baik pada orang lain, sesungguhnya perbuatan itu seperti doa untuk kita sendiri. Doa akan memiliki kekuatan, asalkan kita mampu memadukan empat unsur di atas yakni : hati, ucapan, pikiran, dan perbuatan nyata. 

Dengan syarat perbuatan kita tidak bertentangan dengan isi doa, disisi lain amal kebaikan yang kita lakukan pada sesama akan menjadi doa mustajab sepanjang waktu, hanya jika kita melakukannya dengan ketulusan hati.   

Dalam pemahaman ilmu hikmah atau ilmu gaib adalah bagaimana mendapat suatu keberkahan, kemakmuran, keselamatan dll, maka sesorang itu harus beristiqomah dengan memohon kepada Tuhan, pengertian dalam memohon itu sekaligus untuk mendekatkan diri kepadanya, dengan melalui suatu ilmu atau amalan tertentu sehingga seseorang itu merasa timbul kesaktian dan kekuatan dalam dirinya.   

Dewasa ini kita hidup dalam zaman tehnologi modern semua dengan hasil produksi teknologi tinggi ini kita berharap agar kita mendapat kenikmatan dan kebahagiaan dalam kehidupan ini. Tetapi sering kali justru terjadi sebaliknya, yaitu dari hasil produksi industri teknologi tinggi itu manusia diperbudak dan tidak jarang manusia dibunuh sendiri oleh alat yang diciptakannya.  

Akibat dari ilmu pengetahuan yang semakin komplek dan rumit ini, sering banyak menimbulkan eksesover-spesialisasi di berbagai bidang yang sedemikian rupa, hingga akibatnya manusia diasingkan dan dikotak-kotakkan oleh ilmu-ilmu dengan disiplin tertentu yang sangat ketat, 

Namun demikian tidak berarti bahwa kita harus menolak, membelakangi atau meninggalkan teknologi modern itu, akan tetapi justru sebaliknya kita harus meningkatkan ketrampilan dan peningkatan dalam bidang teknologi modern tersebut.  

Kita harus waspada dan berhati-hati bahwa ilmu yang berdasarkan serba rasio itu membuat manusia jiwanya menjadi gersang, kering tandus dalam bidang kerohanian, keindahan dan religius, karena itu, maka kita harus menganggap penting dan bermanfaat mempelajari ilmu-ilmu tersebut, 

Sejarah perkembangan ilmu gaib di Indonesia maupun Dunia banyak di warnai oleh mistik konvensional yang sudah ada sebelumnya, sehingga wajah ilmu gaib atau ilmu mistik pun menjadi campur aduk.  Namun, begitulah di dalam kehidupan kita keberagaman dan berkeyakinan adalah suatu kelengkapan dalam hidup. 

Ada sebagian dari mereka yang kukuh dengan keasliannya yang di dapatkan dari nenek moyang mereka dahulu secara turun menurun. Sedangkan sebagian dari mereka yang merupakan kelompok mayoritas, adalah mereka yang menerima masukkan dari luar karena ia sadar ilmu agama itu bersumber datangnya dari Tuhan.  

Kelompok mayoritas ini banyak memasukkan unsur agama dalam ilmu gaib.  apakah itu kaidah pengamalannya  atau amalan yang harus di baca dan di amalkan oleh sipelaku, banyaknya persilangan pendapat antar ilmu gaib dengan latar belakang yang berbeda dalam ilmu,

Saya tidak bermaksud untuk mengungkapkan misteri ilmu gaib secara total, final dan difinitif tetapi hanya untuk mengajak kepada kita semua berefleksi dan memulai mengungkapkan tetang misteri ilmu gaib dan untuk menyatukan pengertian tentang apa yang di maksud dengan Ilmu gaib, yang bersifat positif dan lain sebagainya. 

Karena itu semakin gencar manusia ingin mengetahui ilmu gaib, malah makin takjublah ia, karena pemahaman ilmu gaib tersebut adalah simbolisme dalam kehidupan manusia, maka kiranya juga tidak ada seorang pun manusia yang sanggup mengungkapkan misteri dan hakekat tentang ilmu-ilmu tersebut secara tuntas. 

Untuk itu di perlukan berbagai di siplin ilmu pengetahuan dan di butuhkan lebih dari satu kompi para ahli untuk mendekati dan mengungkapkannya.  menggali lebih dalam dan menguraikan secara jelas menuntut penalaran akal yang mengarah pada sistimatik, 

Mengingat alam fikiran dan budaya manusia pada umumnya “ Sintetis ”   dan mementingkan totalitas di mana olah rasa menduduki tingkat utama, pengalaman gaib termasuk dalam bidang pengalaman yang di sebut pengalaman religius.  

Pengalaman religius adalah pengalaman yang mendalam yang merangkum kenyataan sedemikian menyeluruh, sehingga manusia merasa terangkat kedemensi lain yang melampaui batas-batas dirinya, dari alam nyata ke alam gaib, yang rahasia yang tak terucapkan, di dalam pengalaman itu pun seluruh kenyataan yang di hadapinya menjadi terang, terbuka dalam cahaya yang lain pula.  

Dengan kata lain pengalaman gaib merupakan pengalaman batas yang bersifat transendental,   Bagi mereka yang untuk pertama kali berkenalan dengan ilmu gaib atau alam gaib mereka akan menemui kesulitan di dalam membentuk prihal gaib yang sebenarnya. 

Perlu di ketahui bagi yang menuntut atau yang belajar suatu keilmuan, tidak cukup di lakukan dengan mempelajari dan melafalkan pengertian-pengertian yang dinyatakan dan di ucapkan oleh sang guru spiritual misalnya : menghafal doa. mantera, puasa, tirakat, dan sebagainya.  

Mempelajari ilmu hikmah atau ilmu gaib merupakan suatu pekerjaan cukup berat. Lebih mudah belajar ilmu pasti dari pada ilmu tersebut, meskipun demikian lalu tidak berarti bahwa ilmu tersebut tidak dapat di pelajari, asal ada kemauan yang kuat dan sungguh-sungguh. 

Dan orang tidak perlu mempelajarinya lewat bangku Universitas, tetapi orang harus memenuhi syarat dan disiplin ilmu secara benar, semua orang wajib menutut ilmu, akan tetapi hanya sedikit sekali yang bisa mengamalkannya dan memiliki arti atas ilmu yang di milikinya. 

Tuhan memberikkan suatu ilmu dengan sebutan sama namun selalu ada hal yang berbeda yang di berikan sebagai suatu keistimewaan manusia dan oleh sebab itulah kita sebagai manusia tidak boleh merasa iri, dengki  sebaiknya saling memiliki, dan memiliki milik orang lain  dengan menuntut dan belajar apalagi yang bersangkutan kemudian mau meneruskan ilmu adalah suatu kebaikkan. 

Firman Allah   : “  Allah menganugrahkan Al-hikmah kepada siapa yang di kehendaki, dan barang siapa yang dianugrahi Al-hikmah itu, ia benar-benar telah di anugrahi karunia yang banyak, dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran “ ( QS Al-Baqarah : 269 ) 

Dalam menyikapi suatu keilmuan perlukah seorang Ustadz atau Ahli Agama menuntut ilmu kembali...? dan perlukan seorang Paranormal atau Ahli Supranatural,metafiska berguru dan menuntut ilmu kembali ... ?.  

Karena pada dasarnya di atas langit masih ada langit dan sesungguhnya ilmu tiada batasnya dan kepada siapa saja wajib untuk menuntut dan mencari ilmu dan pada hakekatnya ilmu itu tidak memiliki batas dan terbatasnya akan kemampuan manusia  yang terkadang membuat suatu ilmu itu ada ukuran cukup dan tidak cukupnya untuk mempelajari dan menuntut suatu ilmu. 

Setelah anda menuntut ilmu atau belajar dan syukurilah apa yang anda raih, dan anda pun akan menerima manfaat dari hasil yang anda pelajari. Baik untuk diri sendiri,  maupun untuk membantu orang lain. Inilah yang disebut dengan manfaat dan manfaat adalah kekuatan yang dapat berfungsi dan bisa dirasakan setiap orang dan sudah barang tentu akan berbeda hasilnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.  

Apabila ingin memperoleh puncak ilmu kesaktian sejati, karomah maunah,  Istidroj, Irhas di sebut khowariq lil adah yaitu Keluarbiasaan yang di berikan Allah kepada makhluknya secara hakiki hendaknya melakukkan berbagai hal seperti.

1 .  Rajin mengamalkan amalan tertentu, amalan tertentu itu bisa berupa hizib, asma, wirid, autad dan lain sebagainya. orang yag tekun melakukkan amalan-amalan tertentu ibarat orang yang selalu menabung energi-energi, sehingga dapat ia membutuhkan energi tersebut maka secara otomatis akan muncul dengan sendirinya.

2 . Sebaiknya melaksanakan atau mengerjakan ibadah kepada Allah yang wajib maupun yang Sunah, maka dengan ibadah maka akan menyebabkan dirinya lebih dekat kepada Tuhannya dan keimanan, keyakinan akan bertambah, jiwanya mendapat ketenangan, dan memiliki konsentrasi yang bagus.   

3 . Membiasakan mensucikan batin maupun rohaninya dengan menyendiri atau melakukkan tafakur pada di keheningan malam, yang bisa dengan menyadap kekuatan-kekuatan gaib melalui tafakur pada tempat-tempat yang di anggap khusus atau bisa di kerjakan di kediaman masing-masing.

4 . Meluruskan pikiran dan mensucikan hati, hal ini tidak mungkin bisa di capai jika seseorang belum mampu melakukan banyak kebajikan dan menghindari berbagai jenis kemaksiatan, dengan melakukan hal ini berarti memperberat amal shaleh dan meringankan amal yang buruk, maka maunah Allah akan selalu menyertainya.  

 5 . Harus bermakmum, mengikut ajaran dari seorang guru yang shaleh, seseorang tidak mungkin mencapai kesaktian tanpa bantuan orang lain, andakata ada jumlahnya seribu banding satu, secara umum ilmu turun pada manusia melalui seorang guru, minimal peran guru adalah sebagai penuntun dalam sebuah pelajaran. 

Ilmu kesaktian memiliki kekuatan luar biasa seperti berjalan di atas air, terbang di udara, melipat bumi, menimbulkan air, mendinginkan api, menarik makanan, kekuatan-kekuatan kegaiban lainnya. Dalam istilah sering di sebut dengan khowariq lil adah Keluarbiasaan yang di berikan Allah pada beberapa makhluk yang di berikan oleh Allah.

keluarbiasaan di kategorikan menjadi dua, yaitu yang bersifat baik dan yang bersifat tidak baik, dan keduanya tetap di ciptakan oleh Allah. Allah hanya memberitahu yang baik dan yang tidak baik. 

Makhluknya yang harus memilih. Jika di pilih yang baik, maka dia mengikuti taqdir baik, dan sebaliknya jika di pilih yang buruk, maka dia mengikuti taqdir buruknya, seperti taqdir seseorang harus menerima musibah yang datang, maka orang itu tidak bisa menghindarinya. Kejadian dari taqdir yang tidak bisa di pilih adalah merupakan rahasia Allah yang dapat di ambil hikmah yang terpendam di dalamnya.