Sebelumnya
marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang maha kuasa
atas segala karunia rahmat, barokah serta hidayahnya. Untuk
memenuhi permintaan dari sebagian para pengunjung Blog Majelis Sulthon Aulia. Atas
taufik dan hidayah ilahi kami mengijazahkan program keilmuan dari berbagai
macam jenis Ilmu Ayat, Ilmu Hikmah, Ilmu Hizib, Ilmu
Sholawat, Ilmu Khodam, Ilmu Daerah, dan keilmuan-keilmuan lainnya.
Pengajaran
ijazah keilmuan ini walaupun segala sesuatunya dapat di ajarkan secara ilmiah
namun sangatlah sulit untuk di sampaikan bila hanya menggunakan
kata-kata. Keilmuan ini kami ambil berdasarkan ilmu agama
dan ilmu budaya secara turun temurun, dan boleh di katakan aman untuk
siapa saja yang mempelajarinya karena tidak ada efek samping dan pantangan
khusus yang mengundang resiko dalam kehidupan.
Sebelum
seseorang mempelajari suatu ilmu hikmah/ilmu gaib
sudah seharusnya mengetahui terlebih dahulu bagian-bagian mana terpenting dalam
dirinya, dan bagian-bagian dalam diri itu terlebih dulu harus di bersihkan, di aktifkan
serta di selaraskan terlebih dahulu untuk kemudian menerima suatu anugerah keilmuan,
Jika
pada bagian dalam diri itu belum di bersihkan dan langsung mengakses sebuah ilmu
maka di khawatirkan keilmuan yang di pelajari tidak mendapatkan hasil yang
maksimal bahkan bisa berdampak yang kurang baik pada diri, baik hal negatif itu
dalam jangka pendek maupun panjang dengan konteks yang sangat luas.
Banyak
guru Spiritual, Supranatural pada umumnya langsung memberikan inti atau tata cara ilmu
tertentu, namun mereka tidak menceritakan atau memberikan suatu gambaran secara
detail bagaimana sebuah keilmuan melewati proses demi proses dan tahapan demi
tahapan pembelajaran keilmuan.
Apabila
tata cara pembersihan dan pembangkitan serta penyelarasan di kerjakan maka akan
mempercepat proses terbukanya segala kegaiban ilmu yang tersembunyi, dan
rahasia yang menghijab pada diri anda, sehingga anda akan merasakan maunah keberkahan
dari sebuah ilmu atau amalan yang anda miliki dan amalkan.
Hijab
atau dinding gaib yang menghalangi serta yang menuntup kepekaan anda selama ini
maka insya Allah akan menipis serta akan
terbuka sehingga apapun jenis keilmuan yang di pelajari baik, amalan, ayat,
hizib, sholawat atau doa dan lain sebagainya yang anda amalkan
dalam waktu yang tidak begitu lama akan bisa di rasakan.
Dengan
adanya sistem tersebut di harapkan setiap orang bisa melakukan perbaikan pada
dirinya sendiri. Setelah itu keilmuan yang di pelajarinya akan mengantarkan
para pengamalnya menjadi insan yang bertaqwa jika ilmu tersebut mendapatkan
ridha Allah Swt.
Dalam
ijazah keilmuan ini kami pilih beberapa keterangan yang sangat penting dan
perlu di ketahui tentang tahapan serta proses pengertian masing-masing
tiap suatu ilmu memiliki pembersihan, pengaktifan, penyelarasan, dan
sebagainya. serta tata cara pengamalan dan cara penggunaannya agar
anda dapat memetik hasilnya untuk keselamatan baik dunia dan akhirat.
Pengalaman
pribadi saya setelah banyak berbakti sosial di
bidang Ilmu gaib khususnya ilmu spiritual dan ilmu metafisika, sebagian
orang banyak yang menayakan tentang ketidakberhasilan dan kegagalan
dalam proses pengamalan suatu ilmu, amalan baik itu mempelajari
keilmuan secara autodidak maupun melalui media kitab-kitab klasik, Buku
dan internet lain sebagianya.
Dan
hanya sebagian kecil saja yang berhasil mempelajarinya. Mengapa pada
satu sisi ada manusia yang berhasil sehingga dengan mudah dan mampu
menyerap keilmuan tersebut, tetapi pada sisi lain ada juga yang sulit ...?
hal ini terlepas dari unsur bakat alam.
Sebenarnya
ada banyak hal yang harus di benahi bagi orang yang ingin mendapat suatu
keberhasilan dalam mempelajari suatu keilmuan yaitu pada umumnya yang
mereka melakukan amalan atau ilmu tertentu yang bertujuan misalnya
: agar mendapat kesaktian, kesuksesan, keselamatan,dll, tanpa mereka
menyadari bahwa ada faktor lain yang justru memegang peranan penting yang
sering di lupakan oleh kebanyakkan orang.
Untuk
memperoleh keberhasilan dalam suatu keilmuan, Tidak ubahnya seperti kita
membangunkan seekor gajah yang sedang tidur. Jika kita tidak tahu
cara membangunkannya, maka gajah itu pun tidak akan bangkit
meskipun di paksa dengan cambukkan, akan tetapi kalau kita tahu cara
membangunkannya maka dengan mudah gajah itu akan bangun, begitu pula dengan
membangkitkan ilmu yang ada dalam jiwa, raga kita.
Dalam
suatu keilmuan sudah menjadi keharusan bagi yang mempelajari untuk
mengetahui kunci dari ilmu, dan kunci Ilmu adalah
sebuah intisari dari kemantapan suatu ilmu, amalan lainnya, adapun
perumpamaan sebuah ilmu atau amalan itu saya ibaratkan seperti gembok, di mana
kalau kita tahu kunci membukanya maka dengan akan mudah terbuka, kunci ilmu
inilah yang harus di ketahui agar bisa bangkit ilmu yang ada di dalam diri
kita.
Suatu
keilmuan yang kita pelajari, di percayai serta di aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari baik itu ilmu yang bersifat pengetahuan yang tidak nyata maupun yang
bersifat nyata sudah seharusnya kita harus mengerti, kuasai dengan benar dan
kita pahami betul-betul kunci ilmu tersebut
Dalam
ijazah keilmuan Majelis Sulthon Aulia ini kami pilih beberapa keterangan yang
sangat penting dan perlu di ketahui bagi anda yang ingin mengetahui tentang
ilmu kunci, serta tata cara dalam amalan dan pengamalan serta cara
penggunaannya. Dalam mempelajari Ijazah Khusus Keilmuan ada 7 faktor
yang harus di tempuh dan di jalani antara lain :
1
. Rajah Karomah Mandi
: Bertujuan untuk membangkitkan energi kekuatan ilmu gaib apa saja
dari luar tubuh, serta membuat tubuh menjadi lebih peka, terhadap ilmu yang
pelajari, sekaligus untuk merangsang, menangkap fonemena, dan kejadian gaib
dalam tubuh kita untuk menyatukan kekuatan lahir maupun batin.
2
. Rajah Karomah Minum : Bertujuan
untuk membangkitkan energi kekuatan ilmu gaib apa saja dari dalam tubuh,
sekaligus untuk menguatkan serta penajaman kepekaan ilmu yang anda pelajari,
yang masing-masing kekuatan itu berada di dalam organ luar dan dalam tubuh,
yang saling berhubungan terbentuknya suatu jaringan ilmu.
3
. Garam Berasmak :
Bertujuan untuk Penurun Keilmuan agar ilmu-ilmu yang di pelajari atau ilmu
apa saja yang kita dalami akan mudah dan sebagai penyelaras keilmuan
yang bermanfaat, memudahkan dan mempercepat serta memperlancar Anda
dalam mengamalkan keilmuan
4 . Pembuka,Penutup Ilmu :
Berfungsi untuk membangkitkan energi atau kekuatan ilmu atau amalan apa
saja, pengamalan sebuah keilmuan sebaiknya menggunakan pembuka ilmu
masing-masing serta ditutup dengan penutup ilmu, karena akan lebih mudah
mendapatkan maunah dari suatu ilmu, di ibarat sebuah arus energi keboster yang
lebih kuat .
5
. Penyelaras Ilmu :
adalah pembentukkan dan peningkatan dari keilmuan yang mana ilmu yang sudah ada
pada diri kita terawat dan kita tingkatkan mutunya seperti seandainya
anda memiliki ilmu hikmah, ilmu khodam, ilmu asma, ilmu tenaga karomah dll,
maka selain apa yang sudah ada dan anda kuasai maka bisa di sempurnakan, dan
akan semakin berdaya guna serta menebalkan ilmu yang telah di miliki.
6
. Menyatukan Keilmuan : Apabila
kelima bagian di atas telah di laksanakan dan telah menyatu dengan diri maka
secara otomatis akan memiliki daya kekuatan antara lain : Terbukanya
badan kita seutuhnya sebagai tempat untuk masuknya ilmu yang ingin di kuasai,
adanya perasaan yakin, hati dan fikiran lebih tenang, di sukai orang, di naikkan
derajat, bertambahnya rezeki, memiliki benteng gaib dari segala kejahatan lahir
dan batin, memiliki kepekaan batin dan berbagai sensasi keajaiban yang akan kita
rasakan.
7
. Khataman Ilmu : Sebelum
memiliki suatu keilmuan maka sebaiknya di adakan suatu acara selamatan atau
melaksanakan sekedar syukuran sebagai suatu tanda memulai suatu
keilmuan, Hal tersebut di atas yang menandaskan agar keilmuan apa saja
yang anda pelajari bisa bermanfaat baik untuk diri sendiri, keluarga maupun
untuk orang lain dan memiliki kekuatan dan bermakna untuk kebaikan di dunia dan
akhirat.
Mengapa
dalam mempelajari ijazah keilmuan ini Majelis kami menggunakan berupa sarana
Air dan Rajah serta Garam...? Pertama :
Air adalah media untuk pengantar energi kekuatan. Kedua : Rajah Karomah untuk
mandi. Ketiga :
Garam Berasmak untuk di minum.
A
. Air : Air
sebagai sarana untuk mandi dan sarana untuk di minum dan air di anggap
kunci yang efektif secara supranatural khususnya bagi Keilmuan Majelis Sulthon Aulia karena
air mudah sekali di masuki oleh daya prana dan daya prana itu dapat di simpannya
secara baik oleh air.
Air
adalah sebagai zat alam yang memiliki manfaat bahkan kepercayaan manusia
tentang air yang mengandung khasiat baik itu untuk mensucikan diri maupun untuk
pengobatan, dll. Misalnya suatu contoh : Air zam zam di anggap suci
bagi Agama Islam, Air sungai Gangga di anggap suci bagi Agama Hindu, Air
Lourdes di anggap suci bagi agama Kristen, dan lain sebagainya.
B
. Rajah : Adapun
yang dimaksud dengan Rajah berupa tulisan yang dibuat dalam bentuk
tulisan atau huruf-huruf, namun sering di sebut Rajah, wafaq, wifiq
atau azimat sebenarnya adalah sebuah doa dalam permohonan khusus yang
di wujudkan dalam suatu bentuk tulisan dengan tata cara aturan cara
menulisnya secara khusus,
Para
ahli rajah dalam ilmu batin meyakini bahwa setiap huruf-huruf hijaiyah
berdasarlkan ilmu hikmah itu mengandung kekuatan khodam dari bangsa malaikat
yang di sebut kekuatan gaib, khodam huruf baik yang di ambil dari huruf bahasa
Mesir, Suryani, Ibroni maupun Arabic, dan hampir sebagian besar huruf-huruf
yang di tulis dalam lembaran Rajah itu merupakan kalimah doa yang
bersumber dari Taurat, Zabur, Injil, Al-Quran, hadist dan kalimah hikmah
lainnya.
C
. Garam : Garam memiliki
filosofi bila dia sudah mencair dan menyatu dengan keadaan di sekitarnya,
demikian pula dengan kehidupan, Orang yang telah menjadi garam, sudah
tidak lagi bersikap egois, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak,
menuntut untuk diperhatikan, mementingkan diri sendiri. Tapi dalam setiap
tindakannya, akan selalu di landasi apa yang bisa di lakukan untuk orang
lain.
Bukan
berarti hidup kita menjadi sama dengan garam, Apapun yang kita lakukan harus
memberi dampak positif bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita.
Kita sudah tidak berdiri lagi sebagai pribadi yang harus di hormati, harus di patuhi,
harus di pandang, tapi kita meleburkan di tengah dunia ini menjadi pribadi yang
tidak di kenal ( sama seperti
garam ), namun membawa pengaruh yang luar biasa bagi orang
lain.
Guna
melengkapi dan melestarikan Ilmu-Ilmu spiritual dan Supranatural kami bermaksud
mengijazahkan kepada yang betul-betul serius membutuhkannya, keilmuan tersebuat
berbagai macam jenis ilmu yang sangat langka dan pada zaman dahulu di rahasiakan
dan di gunakan oleh para Malaikat, Nabi, Wali, Ulama dan orang-orang tertentu saja
yang memilikinya.
Ijazah
keilmuan ini di buat secara paket dan ilmu satuan dari beberapa jenis
ilmu dan praktis baik dari jumlah maupun tata caranya untuk menerapkan aplikasi
suatu ilmu pada zaman sekarang. Keilmuan ini di ambil
dari ilmu Agama dan Ilmu budaya yang memuat berbagai macam jenis ilmu yang
penuh akan sarat akan manfaat baik untuk, Keselamatan, Kerezekian,
Pengasihan, Kederajatan, dan lain sebagainya.
Khususnya
bagi para penerima suatu ilmu pasti seseorang akan meminta terlebih
dahulu Ijazah keilmuan tersebut kepada ahlinya. Yang menjadi pertanyaan sekarang
...? Kenapa suatu Ilmu metafisika mesti memiliki Ijazah yang
jelas ...?. Siapa saja yang bisa memberikan Ijazah suatu amalan dan
ilmu ...?. Dan bagaimana adab di dalam memberi dan menerima
Ijazah ...?.
Menurut
beberapa Alim Ulama hukum Ijazah dalam suatu ilmu, amalan
hukumnya adalah wajib. karena setiap ilmu atau amalan apa
pun tidak boleh di pelajari tanpa adanya bimbingan seorang guru yang ahli dalam
bidang tersebut dan sistem sanad merupakan salah satu mekanisme pencarian
ilmu dan pengetahuan yang sempurna.
Sehingga
setiap pengetahuan yang di pindahkan itu dapat di pertanggung jawabkan
otensitas dan keabsahannya melalui silsilah, rantaian,
karena pembelajaran Ilmu metafiska berhubungan erat
dengan perkara gaib, sehingga sangat riskan dari berbagai
godaan dan tipu daya setan.
Imam
As-Syafi’i mengingatkan : “
Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu
bakar di kegelapan malam, ia membawa kayu bakar yang di ikatnya padahal
terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu ”
Budaya
mendalami keilmuan dengan berguru kepada buku semata-mata,
tanpa bertemu atau meminta Ijazah untuk mengambil
kefahaman keilmuan tersebut, atau sekadar merujuk beberapa individu tanpa
latar belakang sanad keilmuan yang jelas. Mereka
yang hanya memahami ilmu tersebut sekadar memperbanyakkan
bahan bacaan saja tanpa memperbanyakkan rujukan dari kalangan para ahli hikmah
atau ulama tidak di nilai sebagai penuntut ilmu atau ahli ilmu sebagaimana
dalam tradisi As-Salaf terdahulu.
Dalam proses
pengijazahan suatu keilmuan bisa melalui jalur Ijazah jarak
jauh tanpa adanya pertemuan secara langsung antara si pemberi
ijazah dan penerima ijazah, hal ini adalah sah dan di perbolehkan
jika adanya pengucapan pemberian Ijazah baik secara lisan mau pun secara
tertulis dari si pemberi kepada si penerima dan jawaban tanda terima
Ijazah tersebut
Adapun
hukum dalam pembayaran mas kawin keilmuan atau mahar
dalam menuntut atau menerima suatu ijazah adalah suatu hal yang sah,
sebagaimana dalam hukum pendidikan misalnya di dalam suatu Universitas,
Pesanteren dan lain sebagainya.
Dengan
mengetahui dan memahami berbagai jenis ijazah keilmuan, maka Insya Allah kita bisa
mengetahui seberapa besar kwalitas ilmu spiritual dan ilmu metafisika yang di berikan
sehingga si penerima ijazah tinggal perlu mengamalkannya sesuai dengan kadar
ilmu yang di pelajari
Dalam
suatu pengamalan apapun jenis ilmu yang ingin kita kuasai, bagaimana ilmu itu
akan kita gunakan. Ilmu tersebut akan membawa kebaikan, maka semua itu haruslah
di awali dengan niat yang baik, karena tujuan yang baik harus di capai dengan
cara yang baik pula. Tak ada lain harapan kami agar ijazah keilmuan
ini akan membawa berkah dan bermanfaat dengan Ijin dan
ridho Allah
Adapun
keilmuan-keilmuan yang kami ijazahkan bersumber dari hasil kami belajar dan
berguru bertahun-tahun serta pengambilan dari kitab-kitab kuno seperti
: Kitab Khofiyyul Asror kepunyaan
Nabi Khaidir As, Kitab Al-Ajnas kepunyaan
Ashif bin Barkhoya, Kitab Aurad Al-Jilani, Kitab Al-Hizb Al-Kabir, Kitab Basya’irul Khairat kepunyaan
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, Kitab
Sirrul Jalil kepunyaan Syekh Abu Hasan Asy-Saydzali. Dan
Kitab-Kitab Mu’tabar lainnya.
KETERANGAN
1
. Mas kawin keilmuan atau Mahar keilmuan di atas, untuk
menghargai waktu Kami dalam menyediakan syarat dan bahan Khotaman ilmu jarak
jauh serta layanan jasa spiritual, Sedangkan yang Anda maharin adalah bentuk
fisik dari suatu produk yang Anda pesan dan pelajari.
2
. Bagi Anda yang berminat dengan program ini di persilahkan datang langsung ke
Majelis kami, Atau bisa di pelajari dari jarak jauh, tidak perlu datang
kealamat kami dan penyempurnaan keilmuan bisa di pandu lewat jarak jauh (
Keilmuan di atas bisa diwariskan/diturunkan kepada anak keturunan atau orang
lain )