Indonesia merupakan negara yang terkenal karena penduduknya
yang majemuk, yang terdiri dari beberapa suku, ras, etnis, budaya, tradisi,
agama, bahasa dan lain-lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa indonesia merupakan
masyarakat multikultural, serta terdiri dari beratus-ratus suku bangsa dan tiap
bangsa memiliki kebudayaan serta tradisi daerah masing-masing, tradisi yang di
warisi secara turun temurun dari nenek moyang.
Tradisi merupakan sesuatu yang
telah di lakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang
sama, atau sering juga diartikan sebagai gambaran sikap dan perilaku manusia
yang telah berproses dalam waktu lama dan di laksanakan secara turun temurun
dari nenek moyang, yang mereka namakan sebagai tradisi adat dan budaya yang perlu
di pertahankan sebagai budaya bangsa
Suku Kalimantan mengenal sastra lisan dalam
bentuk mantra untuk memperoleh suatu kekuatan yang dapat menguntungkan bagi
orang yang membacanya. Dalam agama manusia cenderung menyerahkan dirinya kepada
Tuhan, sedangkan kepercayaan pada ilmu gaib manusia cenderung berusaha
menguasai kekuatan-kekuatan yang melebihi kekuatannya sebagai sarana pencapaian
maksud hidupnya.
Sastra lisan berupa mantra-mantra ampuh supaya setiap
pekerjaan mendapatkan hasil yang cukup dan memuaskan berhubungan dengan kerja
yang akan dihadapi. Misalnya mantra menangkap buaya, mantra menjinakkan ular,
mantra bisik semar, mantra untuk mempercantik wanita, mantra pembungkam, dan
lain sebagainya.
Mantra biasanya di wariskan secara turun temurun atau diberikan
kepada orang yang berguru dari pemilik mantra. Pada umumnya mantra memaparkan
tentang adat istiadat, kepercayaan, tradisi masa lampau, mata pencaharian, dan
segala aspek kehidupan.
Pada mulanya mantra timbul dari imajinasi dalam alam
kepercayaan animisme yang yakin adanya hantu dan benda-benda keramat. Mungkin
karena suku Kalimantan dulunya pernah menganut agama Kaharingan yang mengakui
adanya dua kekuatan, kekuatan alam atas dan kekuatan alam bawah.
Mantra yang
diucapkan bisa mengandung ilmu hitam dan ilmu putih, para pemilik mantra ilmu
putih biasanya para ulama, tuan guru, tabib atau dukun untuk mengobati
penyakit. Sedangkan ilmu hitam seperti parang maya, balah saribu, gantung
sarindit dan tundik, pemiliknya tidak begitu di ketahui masyarakat luas, orang
yang terkena mantra hitam akan sering sakit, gila, stres dan berbagai penyakit
tidak wajar lainnya.
Keramat Ilmu
Kalimantan ini berisi jampi atau Mantra
Bahasa Kalimantan khususnya bahasa Banjar yang merupakan
salah satu cipta rasa lisan yang di wariskan secara turun temurun oleh
masyarakat khususnya di daerah Kalimantan,
saat itu masyarakat kalimantan pada awal mulanya memiliki kepercayaan animisme
atau dinamisme
mereka mempercayai dengan adanya kekuatan alam atas dan alam bawah.
Mantra Kalimantan sebagai sastra lama telah meramaikan dunia
sastra masyarakat lama dan masyarakat masa kini, ada perbedaan pada masa dahulu
dan pada masa kini dalam hal penggunaan bahasa mantranya, pada masyarakat lama,
mantra sangatlah kentara dalam penggunaannya, mantra merupakan salah satu
bentuk kepercayaan mereka yang masih bersifat animisme dan dinamisme.
Dalam mantra-mantra kalimantan terdapat juga
pengaruh unsur agama kaharingan, melayu, jawa buddha serta islam, selain
agama-agama tersebut dan hal-hal gaib mantra merupakan bagian kesusastraan
lisan kalimantan, sejak lama sudah diciptakan dan di baca oleh para leluhur orang
kalimantan untuk berbagai hajat atau keperluan sejak zaman dahulu.
Pembacaan
dari suatu mantra adalah menunjukkan bahwa orang kalimantan sudah bersastra
khususnya dalam menciptakan dan membacakan sajak lama dalam bentuk mantra atau
jampi kalimantan, karena selain berfungsi sebagai alat sosial budaya dan juga
bermanfaat dalam mengeksplorasi nilai-nilai agama masyarakat.
Sebagai
sebuah bentuk sastra lisan yang bersifat magis, mantra kalimantan biasanya di
miliki oleh orang-orang tertentu saja dan terlepas dari unsur religi dan unsur
magis, sastra daerah kalimantan terdiri dari tiga jenis yang mencakup jenis
prosa fiksi, drama tradisional serta puisi lama, yang merupakan sebagian cerita
rakyat, legenda maupun suatu dongeng.
Dan setelah islam
masuk dan berkembang di daerah kalimantan sekitar abad ke 16, prilaku
masyarakat Kalimantan pada saat itu banyak menganut dan menjadi
kepercayaan baru serta pengaruh Islam terhadap mantra kalimantan kepercayaan
lama. Hal ini disebabkan dalam agama Islam tidak ada mantra. Untuk
mencapai sesuatu dalam Islam diperlukan usaha dan doa kepada Allah dan bukan
dengan mantra.
Berkaitan dengan
mantra Kalimantan khususnya suku Banjar sebagai bukti bahwa mereka mahir bersastra
sejak dahulu terdapat banyak mantra. Mantra-mantra
ini terbagi dalam empat jenis, yakni mantra jenis tatamba, mantra jenis tatulak, mantra jenis pinunduk, dan mantra jenis pitua.
Fungsi mantra dapat di lihat terutama
dalam hubungannya dengan jenis mantra itu sendiri, mantra dapat berfungsi dalam
hubungannya dengan kekeluargaan, pengobatan, kecantikan, cinta kasih, kharisma
atau wibawa, kekebalan, kerezekian, perlindungan dan keamanan, setiap mantra
memiliki manfaat dan fungsi masing-masing.
Keramat Ilmu Kalimantan di golongkan dengan Ilmu semula Jadi yaitu Mantra dihapal dan pahami semua kata demi kata dan
sesudah diterima oleh akal, dan jika akal menerima akan muncul suatu keyakinan,
dan jika keyakinan sudah muncul maka ilmu sudah masuk dan ikut ke dalam diri
kita, bisa langsung kita niatkan bisa langsung jadi tanpa ritual atau
wirid tertentu.
Di samping mengandung kegunaan mantra
yang telah berkembang dalam masyarakat hingga sekarang memiliki fungsi sebagai
pengungkap tata nilai sosial budaya. Bahkan lewat mantra, kita dapat menggali
nilai budaya yang lebih mendalam, yaitu kepercayaan atau religi, kita akan
mengetahui religi yang ada atau pernah ada dalam masyarakat kalimantan melalui
mantra daerah.
Mantra atau aksara asli masyarakat Melayu Kalimantan, Jadi bukan asimilasi
apalagi pengaruh budaya lain, dari segi aspek budaya suku kalimantan
menggunakan dialek tersendiri dikenal dengan Melayu Kalimantan yang
terkadang dalam pengucapan doa atau mantra, memiliki cara yang agak unik,
ada bacaan dalam bentuk narasi biasa, narasi berlagu, bersenandung, bahkan
ada yang seperti pantun atau sebuah ungkapan,
Pengetahuan
tentang Ilmu Suku Kalimantan bukan soal baru sejak dahulu kala waktu itu
pengetahuan akan ilmu ini hanya di gunakan sebagai ilmu gaib yang umumnya hanya
dimiliki oleh
orang-orang tertentu saja. Mantra Kalimantan sebagai sastra daerah harus
kita lestarikan dengan cara mendokumentasikan dan meneruskan kebiasaan yang
pernah di lakukan oleh masyarakat Kalimantan zaman dahulu.
Adapun
mempelajari tentang Keramat Ilmu Kalimantan untuk melestarikan ilmu tradisi adat dan mempertahankan sebagai budaya bangsa. Kami mengijazahkan program keilmuan
yang mudah di mengerti dan sederhana untuk menerapkan aplikasi suatu ilmu pada
zaman sekarang. Materi kelimuan berasal dari daerah Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat
1 . ILMU TAWAR PENYAKIT : Sarana mengobati atau menyembuhkan
berbagai macam jenis baik penyakit medis maupun penyakit non medis.
2 . ILMU
KATA BALIK : Sarana untuk membalikkan sihir,ilmu hitam kiriman orang. Sarana
mengobati orang kena sihir Dan Sarana mengobati orang yang kesurupan.
3 . ILMU
TAWAR WISA : Sarana menetralkan racun atau kotoran yang telah masuk kedalam
badan melalui makanan atau minuman anda.
4 . ILMU TAWAR KARUNGKUP : Sarana mengobati
anak yg diganggu jin umumnya anak matanya terbalik, memandang keatas tidak berkedip tubuhnya kejang kejang.
5 . ILMU TAWAR SELUSUH :
Sarana malancarkan orang yang mau melahirkan. Dan agat bayi yang dalam
kandungan keluar dengan selamat.
6 . ILMU KATA REZEKI : Sarana mendatangkan
rezeki dari berbagai arah, Sarana memudahkan dan melancarkan segala macam
urusan apaun.
7 . ILMU PENGLARISAN : Sarana membuka usaha apa saja baik
pengusaha hotel agar tamu kerasan, penglaris
toko, kaki lima agar pembeli datang.
8 . ILMU KATA BAYI : Sarana memiliki daya kekuatan agar awet muda
sekaligus dirindukan dan senangi orang banyak yang bersifat secara khusus untuk
dikasihi,disayang oleh orang yang dimaksud.
9 . ILMU KATA KUCING : Sarana untuk pengasihan lawan jenis atau
pengasihan umum. untuk dipergunakan untuk bernegoisasi, bedagang, melamar
pekerjaan dan lain sebagainya.
10 . ILMU TULANG SULBI : Sarana
pengasihan dengan sentuhan tangan atau dengan menguunakan makanan atau
minumannya.
11 . ILMU PANGARIYAU : Sarana untuk memanggil atau mendatangkan
orang yang minggat, lari dari rumah baik untuk keluarga maupun orang lain.
12 .
ILMU PENGUNCI NAFSU : Sarana untu mengunci nafsu istri dengan media baju atau
pakaiannya agar tidak selingkuh dengan orang lain selain dirinya.
13 .
ILMU KATA BURUNG : Sarana untuk mengobati orang yang masuk angin atau yang terkena angin
jahat atau angin duduk yang membawa kematian.
14 . ILMU KATA MAUT : Sarana u ntuk menghidupkan, menormalkan,
mengembalikan kembali orang yang mati suri, agar hidup kembali bagi yang belum
mati pada waktunya.
15 . ILMU KATA MAYAT : Sarana agar musuh tidak
melawan dan terdiam, mengunci nafsu orang, membungkam orang yang jahat atau
hewan buas, galak.
16 . ILMU PEMBUNGKAM BESI : Sarana membungkam segala
macam besi agar memiliki kekebalan dari segala senjata tajam.
17 . ILMU
BALIYUNG BUNTAT : Sarana agar diberi keselamatan dari segala macam senjata
apapu. Misalnya kebal dari senjata, senjata macet atau senjata api meleset
tidak bisa mengenai tubuhnya.
18 . ILMU SUMPAH BESI : Sarana agar mendapatkan
kekebalan dalam suatu pertarungan bersenjata, baik sewaktu berhadapan dengan
musuh bahkan akan mendapat kekebalan dari serangan peluru.
19 . ILMU KEBAL SEHARI : Sarana memiliki kekebalan selama sehari semalam dan juga sarana
untuk keselamatan mengisi kekebalan pada orang lain.
20 . ILMU HARI KE 8 : Sarana untuk menghilang dari
pandangan orang atau tidak bisa di lihat orang yang jahat atau bila dalam
keadaan terdesak. ( Di Maharkan. Hub
: 0852 4624 5567 )